NAMA : TOMMY NUR PRATAMA
NIM : 153090065
I. PENGERTIAN TELEVISI DIGITAL DAN TELEVISI ANALOG
A. Televisi Digital
Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV)atau penyiaran
digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem
kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke pesawat televisi. TV
Digital bukan berarti pesawat televisinya yang digital, namun lebih kepada
sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau mungkin yang lebih tepat
adalah siaran digital (Digital Broadcasting).
B. Televisi Analog
Televisi analog mengkodekan informasi gambar
dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem
sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog. Sistem yang dipergunakan
dalam televisi analog NTSC (national Television System Committee), PAL, dan
SECAM.
II. PERBEDAAN TELEVISI DIGITAL DAN TELEVISI ANALOG\
Perbedaan yang
paling mendasar antara sistem penyiaran televisi analog dan digital terletak
pada penerimaan gambar lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin jauh dari
stasiun pemancar televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan gambar menjadi
buruk dan berbayang. Sedangkan pada sistem digital, siaran gambar yang jernih
akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi.
Perbedaan TV
Digital dan TV Analog hanyalah perbedaan pada sistim tranmisi pancarannya,
kebanyakan TV di Indonesia, masih menggunakan sistim analog dengan cara
memodulasikannya langsung pada Frekwensi Carrier, Sedangkan pada Pada sistim
digital, data gambar atau suara dikodekan dalam mode digital (diskret) baru di
pancarkan.
Orang awam pun
dapat membedakan dengan mudah, jika TV analog signalnya lemah (semisal problem
pada antena) maka gambar yang diterima akan banyak ‘semut’ tetapi jika TV Digital
yang terjadi adalah bukan ‘semut’ melainkan gambar yang lengket seperti kalau
kita menonton VCD yang rusak. Kualitas Digital jadi lebih bagus, karena dengan
Format digital banyak hal dipermudah.
Siaran TV Satelit
Dulu memakai Analog. Sekarang sudah banyak yang digital. Tidak semua TV satelit
memakai sistim Digital. Di beberapa satelit Arab banyak yang memakai mode
analog. Sebenarnya untuk menerima siaran digital untuk TV yang analog tidaklah
terlalu mahal. Receiver ini hanya tinggal pasang antena dan kemudian AV nya
colokkan ke TV. Untuk siaran TV satelit namanya DVB-S (Digital Video
Broadcasting – Satelite). Sedangkan untuk di daratan namanya DVB-T(Digital
Video Broadcasting – Terresterial)
Jika anda melihat
Indosiar atau Metro TV atau RCTI melalui satelit anda bisa melihat siaran TV
Digital. Tidak Harus plasma, Tidak harus HD, karena stasiun TV Nasional masih
memakai SDTV meskipun mereka memancarkan secara digital lewat satelit Dengan
memakai TV 14 inchi yang paling murahpun anda bisa menonton TV digital.
Sedangkan jika anda membeli TV LCD, hampir semua bisa menerima signal Digital
tanpa alat tambahan karena sudah dilengkapi dengan receiver digital.
III. KELEBIHAN TELEVISI DIGITAL DIBANDINGKAN TELEVISI ANALOG
TV Digital memiliki
hasil siaran dengan kualitas gambar dan warna yang jauh lebih baik dari yang
dihasilkan televisi analog. Sistem televisi digital menghasilkan pengiriman
gambar yang jernih dan stabil meski alat penerima siaran berada dalam kondisi
bergerak dengan kecepatan tinggi. TV Digital memiliki kualitas siaran
berakurasi dan resolusi tinggi. Teknologi digital memerlukan kanal siaran
dengan laju sangat tinggi mencapai.
Siaran menggunakan
sistem digital memiliki ketahanan terhadap gangguan dan mudah untuk diperbaiki
kode digitalnya melalui kode koreksi error. Akibatnya adalah kualitas gambar
dan suara yang jauh lebih akurat dan beresolusi tinggi dibandingkan siaran
televisi analog. Selain itu siaran televisi digital dapat menggunakan daya yang
rendah
Transmisi pada TV
Digital menggunakan lebar pita yang lebih efisien sehingga saluran dapat
dipadatkan. Sistem penyiaran TV Digital menggunakan OFDM yang bersifat kuat
dalam lalu lintas yang padat. Transisi dari teknologi analog menuju teknologi
digital memiliki konsekuensi berupa tersedianya saluran siaran televisi yang
lebih banyak. Siaran berteknologi digital yang tidak memungkinkan adanya
keterbatasan frekuensi menghasilkan saluran-saluran televisi baru.
Penyelenggara televisi digital berperan sebagai operator penyelenggara jaringan
televisi digital sementara program siaran disediakan oleh operator lain. Bentuk
penyelenggaraan sistem penyiaran televisi digital mengalami perubahan dari segi
pemanfaatan kanal ataupun teknologi jasa pelayanannya. Terjadi efisiensi
penggunaan kanal frekuensi berupa pemakaian satu kanal frekuensi untuk 4 hingga
6 program.
Siaran televisi
digital terestrial dapat diterima oleh sistem penerimaan televisi analog dan
sistem penerimaan televisi bergerak. TV Digital memiliki fungsi interaktif
dimana pengguna dapat menggunakannya seperti internet. Sistem siaran televisi
digital DVB mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan jalur kembali antara IRD dan
operator melalui modul Sistem Manajemen Subscriber. Jalur tersebut memerlukan
modem,jaringan telepon atau jalur kembali televisi kabel, maupun satelit untuk
mengirimkan sinyal balik kepada pengguna seperti pada aplikasi penghitungan
suara melalui televisi. Ada beberapa spesifikasi yang telah dikembangkan,
antara lain melalui jaringan telepon tetap (PSTN) dan jaringan berlayanan
digital terintegrasi (ISDN). Selain itu juga dikembangkan solusi komprehensif
untuk interaksi melalui jaringan CATV, HFC, sistem terestrial, SMATV, LDMS,
VSAT, DECT, dan GSM.
Selain kelebihan di atas, televisi digital juga mempunyai
kelebihan antara lain :
- TV Digital digunakan untuk siaran interaktif. Masyarakat dapat membandingkan keunggulan kualitas siaran digital dengan siaran analog serta dapat berinteraksi dengan TV Digital.
- Teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif dimana TV digital memiliki layanan komunikasi dua arah layaknya internet.
- Siaran televisi digital terestrial dapat diterima oleh sistem penerimaan televisi tidak bergerak maupun sistem penerimaan televisi bergerak. Kebutuhan daya pancar televisi digital yang lebih kecil menyebabkan siaran dapat diterima dengan baik meski alat penerima siaran bergerak dalam kecepatan tinggi seperti di dalam mobil dan kereta.
- TV Digital memungkinkan penyiaran saluran dan layanan yang lebih banyak daripada televisi analog. Penyelenggara siaran dapat menyiarkan program mereka secara digital dan memberi kesempatan terhadap peluang bisnis pertelevisian dengan konten yang lebih kreatif, menarik, dan bervariasi.
IV. DAMPAK YANG TIMBUL AKIBAT ADANYA SISTEM SIARAN DIGITAL DI INDONESIA
Kemunculan televisi
digital di indonesia harus dipikirkan dampak dan konsekuensinya karena selama ini masih banyak masyarakat yang menggunakan
dan terbiasa dengan televisi telivisi analog. Sedikit ketidaknyamanan yang mau
tidak mau harus diterima dengan peralihan ke TV digital ini adalah:
- Perlunya pesawat TV baru atau paling tidak kita perlu membeli TV Tuner baru yang harganya bisa dibilang cukup mahal. Hal tersebut akan menimbulkan dampak yang besar, mengingat hampir seluruh komponen pertelevisian di Indonesia masih menggunakan komponen analog, sehingga kemajuan tekhnologi televisi digital ini dapat mematikan usaha-usaha kecil yang selama ini telah ada. Karenanya hal ini mewajibkan Pemerintah untuk mensosialisasikan lebih rinci kepada masyarakat.
- Mahalnya perangkat transmisi dan operasional broadcast berbasis tehnologi digital merupakan persoalan tersendiri bagi kemampuan industri televisi di Indonesia. Bagaimanapun untuk bisa menyiarkan program secara digital, perangkat pemancar memang harus diganti dengan perangkat baru yang memiliki sistem modulasi frekuensi secara digital. Untuk mem-back up operasional sehari-hari saja dengan tingkat persaingan antar sesama radio dan televisi swasta nasional saja sudah sangat berat, apalagi untuk harus mengalokasikan sekian persen pemasukan iklan untuk digunakan bagi digitalisasi. Selain itu, dalam masa transisi, stasiun televisi harus siaran multicast atau operasional di dua saluran secara paralel: analog dan digital, karena tetap memberi kesempatan pada masyarakat yang belum dapat membeli televisi digital.
- Sistem pemrosesan sinyalnya. Pada sistem digital, karena diperlukan tambahan proses misalnya Fast Fourier Transform (FFT), Viterbi decoding dan equalization di penerima, maka TV Digital ini akan sedikit terlambat beberapa detik dibandingkan TV Analog. Ketika TV analog sudah menampilkan gambar baru, maka TV Digital masih beberapa detik menampilkan gambar sebelumnya.
- Bagaimana soal akses pada jaringan media serta kondisi sistem akses itu sendiri. Persoalan seperti pengaturan decoder TV digital maupun content media menjadi layak kaji dalam hal ini. Dan akses pada spektrum frekuensi
- Bagaimanapun pada era penyiaran digital telah terjadi konvergensi antarteknologi penyiaran (broadcasting), teknologi komunikasi (telepon), dan teknologi internet (IT). Dalam era penyiaran digital, ketiga teknologi tersebut sudah menyatu dalam satu media transmisi. Dengan demikian akses masyarakat untuk memperoleh ataupun menyampaikan informasi menjadi semakin mudah dan terbuka
- Terjadinya migrasi dari era penyiaran analog menuju era penyiaran digital, yang memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih banyak, akan membuka peluang lebih luas bagi para pelaku penyiaran dalam menjalankan fungsinya dan dapat memberikan peluang lebih banyak bagi masyarakat luas untuk terlibat dalam industri penyiaran ini.
- Momentum penyiaran digital dapat membuka peluang yang lebih banyak bagi masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya. Peluang usaha di bidang rumah produksi, pembuatan aplikasi-aplikasi audio, video dan multimedia, industri senetron, film, hiburan, komedi dan sejenisnya menjadi potensi baru untuk menghidupkan ekonomi masyarakat.
Dampak Positif Penyiaran Televisi Digital
- Kualitas gambar yang lebih halus dan tajam,
- Pengurangan terhadap efek noise
- Kemudahan untuk recovery pada penerima dengan error correction code, serta
- mengurangi efek dopler jika menerima siaran tv dalam kondisi bergerak (misalnya di mobil, bus, maupun kereta api).
- Selain itu sinyal digital dapat menampung program siaran dalam satu paket, dikarenakan pemakaian bandwidth pada tv digital tidak sebesar tv analog.
Dampak Negatif Penyiaran Televisi Digital
- Regulasi bidang penyiaran yang harus diperbaiki,
- Standardisasi yang harus segera ditentukan baik untuk perangkat dan teknologi yang akan digunakan,
- Industri pendukung yang harus segera disiapkan baik perangkat maupun kontennya.
- Jika kanal TV digital ini diberikan secara sembarangan kepada pendatang baru, selain penyelenggara TV siaran digital terrestrial harus membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi penyelenggara TV analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta eksisting dan 5 penyelenggara TV baru untuk berubah menjadi TV digital di kemudian hari akan tertutup karena kanal frekuensinya sudah habis.
V. PROSPEK MASA DEPAN PENYIARAN TELEVISI DIKAITKAN DENGAN ADANYA DIGITALISASI SISTEM SIARAN TELEVISI
Dengan adanya
kemajuan dalam teknologi di Indonesia, sudah seharusnya kita merasa bangga.
Karena tidak ada lagi kata ketertinggalan dalam segi teknologi. Namun transisi
dari perpindahan TV Analog ke TV Digital tidak mudah, banyaknya tanggapan dari
masyarakat atau pengguna yang berbeda-beda.
Transisi dari
pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital membutuhkan
penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Agar
dapat menerima penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital. Namun, jika
ingin tetap menggunakan pesawat televisi analog, penyiaran digital dapat
ditangkap dengan alat tambahan yang disebut kotak konverter (Set Top Box).
Ketika menggunakan pesawat televisi analog, sinyal penyiaran digital akan
dirubah oleh kotak konverter menjadi sinyal analog. Dengan demikian pengguna
pesawat televisi analog tetap dapat menikmati siaran televisi digital. Pengguna
televisi analog tetap dapat menggunakan siaran analog dan secara perlahan-lahan
beralih ke teknologi siaran digital tanpa terputus layanan siaran yang
digunakan selama ini.
Proses transisi
yang berjalan secara perlahan dapat meminimalkan risiko kerugian terutama yang
dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut antara lain
berupa informasi mengenai program siaran dan perangkat tambahan yang harus
dipasang tersebut. Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi analognya
menjadi televisi digital, masyarakat menerima siaran analog dari pemancar
televisi yang menyiarkan siaran televisi digital.
Bagi operator
televisi, risiko kerugian berasal dari biaya membangun infrastruktur televisi
digital terestrial yang relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan membangun
infrastruktur televisi analog. Operator televisi dapat memanfaatkan
infrastruktur penyiaran yang telah dibangunnya selama ini seperti studio,
bangunan, sumber daya manusia, dan lain sebagainya apabila operator televisi
dapat menerapkan pola kerja dengan calon penyelenggara TV digital. Penerapan
pola kerja dengan calon penyelenggara digital pada akhirnya menyebabkan
operator televisi tidak dihadapkan pada risiko yang berlebihan. Di kemudian
hari, penyelenggara penyiaran televisi digital dapat dibedakan ke dalam dua
posisi yaitu menjadi penyedia jaringan, serta penyedia isi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar