Minggu, 06 Mei 2012

TELEVISI DIGITAL (TUGAS UTS)

NAMA : ADINDA NUGRAHA CP
NIM : 153090077

Televisi digital adalah standar baru transmisi gambar dan suara untuk dunia broadcast (penyiaran). Sistem ini hadir untuk menggantikan sistem analog yang telah berhenti perkembangannya. Istilah televisi digital bukan didasarkan pada pesawat televisinya yang digital, melainkan lebih kepada sinyal yang ditransmisikan adalah sinyal digital atau mungkin yang lebih tepat adalah siaran digital.

Informasi pada saat sekarang ini bisa saja menjadi kekuatan bagi seseorang. Dengan kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi, seseorang bisa memanfaatkan informasi tersebut menjadi kekuatannya. Maksudnya, kemampuan itu bisa digunakan untuk kepentingan ekonomi maupun politik. Teknologi komunikasi tidak hanya memberikan dampak permudahan pekerjaan bagi manusia. Namun, perkembangan teknologi juga memberikan dampak bagi struktur sosial masyarakat. Seperti yang kita ketahui, manusia seakan-akan tidak bisa terlepas dari teknologi, baik dalam mengerjakan suatu hal ataupun sekadar mencari informasi. Oleh sebab itu, terjadi suatu kaitan yang sangat kuat antara teknologi, informasi, dan masyarakat. Teknologi digital telah memberikan pengaruh yang besar dalam perkembangan teknologi komunikasi. Dengan teknologi digital, kita bisa melakukan revisi atau perbaikan suatu informasi atau bahkan melakukan manipulasi informasi.

Hampir semua stasiun TV penyiaran baik TVRI maupun TV swasta nasional telah memanfaatkan sistem teknologi penyiaran dengan teknologi digital khususnya pada sistem perangkat studio untuk memproduksi program, melakukan editing, perekaman dan penyimpanan data. Pengiriman sinyal gambar, suara dan data telah menggunakan sistem transmisi digital dengan menggunakan satelit yang umumnya dimanfaatkan sebagai siaran TV-Berlangganan. Sistem transmisi digital melalui satelit ini menggunakan standar yang disebut DVB-T (Digital Video Broadcasting Satellite).

PENGERTIAN
Televisi digital (Digital Television, DTV) merupakan televisi yang menggunakan modulasi digital dan kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat televisi. Kelebihan televisi digital dibandingkan dengan televisi analog adalah cakupannya yang lebih luas. Televisi digital juga lebih menyenangkan untuk dinikmati oleh penonton dan juga memberi nilai lebih bagi stasiun televisi dan production house yang ada serta bagi pemerintah.

Kelebihan lain dari televisi digital adalah kualitas gambar dan suaranya yang lebih baik daripada televise analog. Di samping itu, teknologi ini juga menawarkan fasilitas-fasilitas baru yang belum pernah didapat oleh penonton. Sekarang ini saja penonton juga mendapatkan kemudahan dalam memperoleh siaran televisi melalui internet atau web yang dikenal dengan IPTV (Internet Protocol Television). Tidak tertutup kemungkinan bahwa kelak akan terjadi konvergensi antara internet dengan broadcast sehingga dapat mempermudah dalam menjelajah internet.

Ada beberapa cara yang digunakan agar dapat menangkap siaran televisi digital. Cara pertama adalah dengan menggunakan alat penerima yang disebut sebagai antenna. Cara ini disebut Digital Terrestrial Television (DTT). Dengan DTT, kualitas dan saluran televisi yang dapat ditangkap oleh pesawat televisi begitu terbatas dan berbeda satu sama lain. Hal ini dipengaruhi pula oleh adanya perbedaan signal di suatu tempat dengan tempat yang lain.

Cara lain untuk mendapatkan siaran televisi digital adalah dengan menggunakan televise berlangganan (pay-tv) atau yang lebih dikenal dengan tv kabel. Akan tetapi, sekarang ini cara yang digunakan untuk menangkap siaran televisi digital adalah dengan menggunakan decoder. Decoder bekerja dengan menerjemahkan signal digital menjadi signal yang dapat diterima oleh sistem analog.

Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Satu penyelenggara televisi digital meminta spektrum dalam jumlah yang cukup besar. Artinya tidak hanya 1 (satu) kanal pembawa melainkan lebih. Penyelenggara berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan yaitu untuk mentransfer program dari stasiun televisi lain yang ada di dunia menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini.

PERBEDAAN TV DIGITAL DENGAN TV ANALOG
Perbedaan yang paling mendasar antara sistem penyiaran televisi analog dan digital terletak pada penerimaan gambar lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan gambar menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada sistem digital, siaran gambar yang jernih akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi.

Perbedaan TV Digital dan TV Analog hanyalah perbedaan pada sistem tranmisi pancarannya, kebanyakan TV di Indonesia, masih menggunakan sistem analog dengan cara memodulasikannya langsung pada Frekwensi Carrier, Sedangkan pada Pada sistem digital, data gambar atau suara dikodekan dalam mode digital (diskret) baru di pancarkan. Orang awam pun dapat membedakan dengan mudah, jika TV analog signalnya lemah (semisal problem pada antena) maka gambar yang diterima akan banyak ‘semut’ tetapi jika TV Digital yang terjadi adalah bukan ‘semut’ melainkan gambar yang lengket seperti kalau kita menonton VCD yang rusak. Kualitas Digital jadi lebih bagus, karena dengan Format digital banyak hal dipermudah.

DAMPAK TV DIGITAL
Perspektif bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital juga mengalami perubahan yang berarti baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi akan terjadi efisiensi penggunaan kanal yang sangat berarti. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya akan bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus. Sepuluh program siaran TV-swasta Nasional saat ini yang menduduki juga 10 kanal di UHF (Ultra High Frequency) hanya menduduki 2 atau 3 kanal saja.

Dampak Positif
Manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dengan beralih ke penyiaran TV digital antara lain:
  1. Kualitas gambar yang lebih halus dan tajam
  2. Pengurangan terhadap efek noise
  3. Kemudahan untuk recovery pada penerima dengan error correction code
  4. Mengurangi efek dopler jika menerima siaran tv dalam kondisi bergerak (misalnya di mobil, bus, maupun kereta api)
  5. Sinyal digital dapat menampung program siaran dalam satu paket, dikarenakan pemakaian bandwidth pada tv digital tidak sebesar tv analog.
Dampak Negatif
Disamping banyak hal yang bermanfaat, tentunya kendala yang akan dihadapi dalam migrasi ke siaran TV digital pun juga semakin banyak seperti:
  1. Regulasi bidang penyiaran yang harus diperbaiki
  2. Standardisasi yang harus segera ditentukan baik untuk perangkat dan teknologi yang akan digunakan
  3. Industri pendukung yang harus segera disiapkan baik perangkat maupun kontennya.
  4. Jika kanal TV digital ini diberikan secara sembarangan kepada pendatang baru, selain penyelenggara TV siaran digital terrestrial harus membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi penyelenggara TV analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta eksisting dan 5 penyelenggara TV baru untuk berubah menjadi TV digital di kemudian hari akan tertutup karena kanal frekuensinya sudah habis.

BAGAIMANA PENDAPAT TENTANG PROSPEK MASA DEPAN PENYIARAN TV DI INDONESIA DIKAITKAN DENGAN DIGITALISASI SISTEM SIARAN TV ?
Dengan adanya kemajuan dalam teknologi di Indonesia, sudah seharusnya kita merasa bangga. Karena tidak ada lagi kata ketertinggalan dalam segi teknologi. Namun transisi dari perpindahan TV Analog ke TV Digital tidak mudah, banyaknya tanggapan dari masyarakat atau pengguna yang berbeda-beda.

Transisi dari pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital membutuhkan penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Agar dapat menerima penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital. Namun, jika ingin tetap menggunakan pesawat televisi analog, penyiaran digital dapat ditangkap dengan alat tambahan yang disebut kotak konverter (Set Top Box). Ketika menggunakan pesawat televisi analog, sinyal penyiaran digital akan dirubah oleh kotak konverter menjadi sinyal analog. Dengan demikian pengguna pesawat televisi analog tetap dapat menikmati siaran televisi digital. Pengguna televisi analog tetap dapat menggunakan siaran analog dan secara perlahan-lahan beralih ke teknologi siaran digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan selama ini.

Proses transisi yang berjalan secara perlahan dapat meminimalkan risiko kerugian terutama yang dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut antara lain berupa informasi mengenai program siaran dan perangkat tambahan yang harus dipasang tersebut. Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi analognya menjadi televisi digital, masyarakat menerima siaran analog dari pemancar televisi yang menyiarkan siaran televisi digital.

Bagi operator televisi, risiko kerugian berasal dari biaya membangun infrastruktur televisi digital terestrial yang relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan membangun infrastruktur televisi analog. Operator televisi dapat memanfaatkan infrastruktur penyiaran yang telah dibangunnya selama ini seperti studio, bangunan, sumber daya manusia, dan lain sebagainya apabila operator televisi dapat menerapkan pola kerja dengan calon penyelenggara TV digital. Penerapan pola kerja dengan calon penyelenggara digital pada akhirnya menyebabkan operator televisi tidak dihadapkan pada risiko yang berlebihan. Di kemudian hari, penyelenggara penyiaran televisi digital dapat dibedakan ke dalam dua posisi yaitu menjadi penyedia jaringan, serta penyedia isi.

DAMPAK YANG TIMBUL AKIBAT ADANYA SISTEM SIARAN DIGITAL DI INDONESIA
Kemunculan televisi digital di indonesia harus dipikirkan dampak dan konsekuensinya karena selama ini masih banyak masyarakat yang menggunakan dan terbiasa dengan televisi telivisi analog. Sedikit ketidaknyamanan yang mau tidak mau harus diterima dengan peralihan ke TV digital ini adalah:
  1. Perlunya pesawat TV baru atau paling tidak kita perlu membeli TV Tuner baru yang harganya bisa dibilang cukup mahal. Hal tersebut akan menimbulkan dampak yang besar, mengingat hampir seluruh komponen pertelevisian di Indonesia masih menggunakan komponen analog, sehingga kemajuan tekhnologi televisi digital ini dapat mematikan usaha-usaha kecil yang selama ini telah ada. Karenanya hal ini mewajibkan Pemerintah untuk mensosialisasikan lebih rinci kepada masyarakat.
  2. Mahalnya perangkat transmisi dan operasional broadcast berbasis tehnologi digital merupakan persoalan tersendiri bagi kemampuan industri televisi di Indonesia. Bagaimanapun untuk bisa menyiarkan program secara digital, perangkat pemancar memang harus diganti dengan perangkat baru yang memiliki sistem modulasi frekuensi secara digital. Untuk mem-back up operasional sehari-hari saja dengan tingkat persaingan antar sesama radio dan televisi swasta nasional saja sudah sangat berat, apalagi untuk harus mengalokasikan sekian persen pemasukan iklan untuk digunakan bagi digitalisasi. Selain itu, dalam masa transisi, stasiun televisi harus siaran multicast atau operasional di dua saluran secara paralel: analog dan digital, karena tetap memberi kesempatan pada masyarakat yang belum dapat membeli televisi digital.
  3. Sistem pemrosesan sinyalnya. Pada sistem digital, karena diperlukan tambahan proses misalnya Fast Fourier Transform (FFT), Viterbi decoding dan equalization di penerima, maka TV Digital ini akan sedikit terlambat beberapa detik dibandingkan TV Analog. Ketika TV analog sudah menampilkan gambar baru, maka TV Digital masih beberapa detik menampilkan gambar sebelumnya.
  4. Terjadinya migrasi dari era penyiaran analog menuju era penyiaran digital, yang memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih banyak, akan membuka peluang lebih luas bagi para pelaku penyiaran dalam menjalankan fungsinya dan dapat memberikan peluang lebih banyak bagi masyarakat luas untuk terlibat dalam industri penyiaran ini.
  5. Momentum penyiaran digital dapat membuka peluang yang lebih banyak bagi masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya. Peluang usaha di bidang rumah produksi, pembuatan aplikasi-aplikasi audio, video dan multimedia, industri senetron, film, hiburan, komedi dan sejenisnya menjadi potensi baru untuk menghidupkan ekonomi masyarakat.
Televisi di Indonesia telah menjadi alat penting baik untuk hiburan maupun untuk mendapatkan informasi. Baik televisi digital maupun analog dalam penyiarannya memiliki kesamaan yaitu memiliki dampak psikologis terhadap penontonnya. Dengan frekuensi menonton yang tinggi dan kualitas tontonan yang rendah akan berdampak buruk baik pada orang dewasa maupun pada pada anak – anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar